Putik Qunaitara

Oleh :Ummu Hani Abu Hassan “Anakku, aku ibumu ingin berpesan. Jika berjalan, peganglah tanganku erat-erat.” Ibu menghembus dahiku, anak rambut berwarna perang terkibas ke atas. Topi berjambul biru masih lekap mendinding dingin kepala. Ibu menarikku dekat ke sisinya. Jemari kami berangkulan ketika melintas jalan menuju ke Jisr Rais. “Wajah Dimasyq cepat malap di musim dingin. Aduh!…

Loading

Read more