Oleh: Ummu Hani Abu Hassan
Kini, setelah negara melalui pandemik panjang (Mac- Oktober 2020 sehingga ???) kita baharu tersedar bahawa bumi secara total adalah milik Allah SWT, hatta tanah yang kita pijak, tiada seinci pun terlepas daripada milkNya. Jadi, menjadi kuasaNya untuk mencorak keadaan hidup manusia; di mana, siapakah, berapa lamakah, semuanya menjadi persoalan yang hanya Dia mempunyai jawapan.
Diriku sungguh merindui tiap aliranmu yang menghidupkan jiwaku Sungai Han
Tahun 2020, saya mengalami pasang surut ujian dan nikmat, nikmat dan ujian. Bahkan, insan sekeliling juga mengalami yang sama. Keterbatasan mengajar erti resah, keterbatasan juga memupuk rasa tawakal dan sabar. Sesungguhnya pilihan kita belum tentu pilihan Dia. Justeru, melalui musim-musim pandemik dengan bertenang, sangka baik, positif dan yakin adalah kemenangan awal buat diri, guna membangunkan jiwa insan sekeliling terutama suami dan anak-anak.
Saya yang lemah ini, selalu dibangkitkan dengan perkara-perkara masa lalu; kenangan hijrah, kenangan masa kecil, kejayaan yang pernah Allah hadirkan juga buah sakit yang dilalui, semuanya menjadi ubat; untuk terus sembuh dari kecederaan momentum diri. Bertanyalah kepada siapapun, mereka mengalami yang sama kita alami. Kecuali para wali Allah yang hidup mereka tidak mengenal resah dan gundah, hanya hati mereka tidak berenggang dengan Allah SWT.
Surah Al-Asr menjadi inspirasi:
Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali mereka yang berpesan-pesan kepada kebaikan, dan kesabaran.